Breaking News
Loading...
Friday 16 May 2014

LANGKAH-LANGKAH BIMBINGAN DAN KONSELING

21:45

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Semester Genap
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pembimbing : Mubasyaroh, M.Ag




Disusun Oleh:
1.    Nurul Aini                            : 111051
2.    Ahmad Syafi’i                     : 111063
3.    Shoma Noor Fadlillah       : 111064


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2014

A.   PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sangat diperlukan di dunia pendidikan. Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membantu siswa di sekolah secara manusiawi. Baik bagi yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah. Di dalamnya terdapat berbagai strategi untuk mendapatkan data yang kemudian diolah untuk ditemukan cara tepat mengatasi siswa. Selanjutnya akan diterapkan kepada para siswa.
Dalam melakukan tugas dan fungsi Bimbingan dan Konseling mempunyai beberapa langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah ini merupakan sebuah proses yang tidak rumit, namun butuh profesionalitas guru Bimbingan dan Konseling untuk melakukannya. Untuk itu pemakalah akan menguraikan pembahasan ini dalam makalah kami.

B.   RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas ada beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1.    Bagaimana langkah-langkah bimbingan dan konseling?
2.    Bagaimana contoh proses langkah-langkah pelaksanaan bimbingan dan konseling?
3.    Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan?

C.   PEMBAHASAN
1.      Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling
Dalam memberikan bimbingan terdapat langkah-langkah sebagai berikut[1] :
a)    Langkah Identifikasi Anak
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal anak beserta gejala-gejala yang tampak. Dalam langkah ini, pembimbing mencatat anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan memilih anak yang perlu mendapat bimbingan terlebih dahulu.
b)    Langkah Diagnosis
Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi anak berdasarkan latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan memadakan studi terhadap anak, menggunakan berbagai studi terhadap anak, menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.
c)    Langkah Prognosis
Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah prognosis ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalahnya dan latar belakangnya. Langkah prognosis ini, ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai factor.
d)    Langkah Terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam langkah prognosis. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu, proses yang kontinyu, dan sistematis, serta memmerlukan pengamatan yang cermat.
e)    Langkah Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauhmanakah terapi yang telah dilakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.

Sementara menurut Tohirin, dalam Proses Bimbingan dan Konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu: (1) menentukan masalah, (2) mengumpulkan masalah, (3) analisis data, (4) diagnosis, (5) prognosis, (6) terapi, dan (7) evaluasi atau follow up.[2]
a.     Menentukan masalah
Menentukan masalah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh siswa.
b.    Mengumpulkan masalah
Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam BK. Selanjutnya adalah mengumpulkan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang dikumpulkan harus secara komprehensif (menyeluruh).
c.    Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Dari analisis data akan diketahui siapa siswa dan apa sesungguhnya masalah yang dialami oleh siswa tersebut.
d.    Diagnosis
e.    Prognosis
f.     Terapi
Langkah ini berupa usaha untuk melaksanakan bantuan ataupun bimbingan kepada seseorang yang bermasalah, sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah yang ketiga (Prognosis). Usaha pemecahan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bantuan, antara lain layanan individual, layanan kelompok, pengajaran perbaikan, pemberian pengajaran dan sebagainya.[3]
g.    Evaluasi atau follow up.

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi, langkah-langkah Bimbingan dan Konseling dijelaskan sebagai berikut[4]:
a)      Analisis
b)      Sintesis, adalah langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis peyuluhan mengorganisasian dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejala-gejala atau keluhan-keluhan siswa. Rangkuman data ini haruslah dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.[5]
c)      Diagnosis
d)     Prognosis
e)      Konseling atau treatment, langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang berupa inti pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: menciptakan hubungan yang baik antara guru Bimbingan dan Konseling dan siswa, menafsirkan data, memberikan berbagi informasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama siswa.
f)       Follow-up atau tindak lanjut

2.      Proses langkah-langkah Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Di suatu sekolah menengah, seorang guru melaporkan kepada guru pembimbing bahwa muridnya yang bernama Budi menunjukkan gejala kelainan dengan murid-murid yang lain. Ia sering tidak masuk sekolah, kemauan belajar berkurang, suka menyendiri, mudah tersinggung, tidak mau mencatat pelajaran, tidak pernah membawa buku dan alat-alat tulis, dan sebagainya. Setelah menerima laporan, guru pembimbing mulai mengumpulkan keterangan mengenai diri anak tersebut, yaitu mengenai alamat, tanggal lahir, orang tuanya, pekerjaan orang tuanya, dan lain-lain. Mulailah guru pembimbing menetapkan bahwa Budi perlu dibantu secara khusus.
Langkah pertama:
Mengadakan penelitian terhadap diri Budi beserta latar belakangnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sebaik-baiknya tentang masalah atau kesulitan yang sebenarnya sehingga dapat ditetapkan jenis bantuan yang dapat diberikan kepada Budi. Dalam langkah ini guru pembimbing mulai mengumpulkan dokumen-dokumen sekolah tentang diri Budi, seperti buku induk, raport, daftar absen, dan sebagainya sehingga ia mendapatkan data sebagai berikut:
a.     Budi masuk kelas satu dalam umur satu tahun leih tua dari murid-murid lainnya.
b.     Ia pernah tidak naik kelas
c.      Ia tergolong anak yang pandai dalam pelajaran menggambar
d.     Ia tergolong anak pendiam, tidak suka mengajukan pertanyaan

Langkah kedua:
Budi dipanggil untuk diajak berwawancara. Kepadanya dijelaskan bahwa guru bermaksud untuk membantunya, bukan menghukumnya. Pada mulanya, Budi memang merasa ragu-ragu untuk menjawab, tetapi, setelah dijelaskan maksudnya ia mengatakan bahwa ia selalu merasa malu, malas belajar, bodoh, rendah diri, tidak mampu karena umurnya lebih tua dari teman-temannya yang lain. Hal ini dirasakannya sejak ia tidak naik kelas.
Dikatakan pula bahwa di rumah nya selalu dimarahi oleh ibunya, dan ia di rumah bekerja membantu ibu dengan terpaksa. Ayahnya melarang bercita-cita menjadi ahli montir mobil. Ia paling senang pada pelajaran menggambar dan ingin seperti kawan-kawannya yang lain. Pada akhir wawancara, Budi merasa puas karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan ia berjanji akan datang lagi bila diperlukan oleh guru pembimbing.
Langkah ketiga:
Guru pembimbing mengunjungi orang tua murid (orang tua Budi). Orang tuanya menerima kedatangan guru pembimbing dengan ramah tamah kedua orang tuanya mengharapkan agar anaknya (Budi) dibimbing sebaik-baiknya. Dalam kunjungan dan wawancara itu, guru pembimbing memperoleh keterangan sebagai berikut:
a.     Ayah budi adalah sopir taksi, yang jarang sekali yang ada di rumah
b.     Ibu Budi adalah penjual sayur di pasar
c.      Budi adalah anak laki-laki satu-satunya yang diharapkan oleh keluarganya sebab semua saudaranya perempuan
d.     Penghasilan orang tua Budi hanya cukup untuk makan saja
e.     Suasana di rumah kurang baik sebab kedua orang tuanya jarang sekali di rumah
f.       Masih banyak lagi keterangan yang lain.
Langkah keempat:
Budi diajak ke klinik untuk di periksa kesehatannya. Dikatakan oleh dokter bahwa Budi tidak memiliki kelainan-kelainan. Otaknya pun sehat, tidak ada gangguan, hanya diperoleh keterangan bahwa Budi pernah sakit thypus.
Untuk membuktikan keterangan dokter ini, diadakan tes untuk seluruh murid kelas enam. Hasilnya menunjukkan bahwa:
a.     Tingkat kecerdasan Budi tergolong normal atau rata-rata.
b.     Ia memiliki bakat mekanis yang tinggi
c.      Ia mudah tersinggung dan sangat memerlukan dorongan
Kemudian diadakan pula lomba mengarang dengan dua judul untuk dipilih, yaitu:
1.     Keadaan di rumahku
2.     Cita-citaku setelah tamat sekolah
Dari kedua judul itu, Budi memilih judul pertama. Ia menceritakan keadaan keluarganya yang tidak memuaskan baginya. Ayahnya yang tidak pernah di rumah, dan ibunya sering marah-marah. Ia menginginkan menjadi seorang montir mobil yang cakap.
Dari beberapa langkah tersebut, guru pembimbing dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a.     Kesulitan Budi:
-          Kesulitan dalam belajar
-          Kurang percaya pada diri sendiri
b.     Latar belakangnya ialah:
-          Kekecewaan ketika tidak naik kelas
-          Suasana rumah yang tidak menyenangkan
-          Ada bakat yang tidak dapat berkembang
-          Umur yang lebih tua dari teman-temannya
Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru pembimbing bersama-sama dengan guru kelas dan kepala sekolah mengadakan pertemuan untuk membicarakan tindakan yang akan diambil. Pertemuan tersebut menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.     Jenis bantuan yang akan diberikan ialah:
-          Bimbingan dalam kesulitan belajar
-          Bimbingan pribadi dalam menyelesaikan konflik pribadi
2.     Langkah-langkah yang akan ditempuh ialah:
-          Mengadakan wawancara khusus secara teratur dan sistematis
-          Mengadakan approach dengan orang tua siswa dengan mengunjungi rumah home visit) atau dipanggil ke sekolah.
-          Mengadakan kunjungan ke objek-objek tertentu (karyawisata)
-          Memeberikan keterangan-keterangan yang baik yang ada hubungannya dengan diri anak tersebut
-          Memberikan bantuan khusus terhadap mata pelajaran yang kurang
Setelah diterapkan langkah-langkah hasil pertemuan ini, sebagian kesulitan belajar Budi dapat diatasi, dan ia telah memperoleh harga dirinya kembali. Pertentangan batin yang disebabkan ayah dan ibunya telah dapat diselesaikan.[6]

3.      Layanan Bimbingan dan Konseling
Ada beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling, diantaranya:
a.    Layanan Individual (langkah-langkahnya sudah dijelaskan pada pembahasan pertama)
b.    Layanan Kelompok (Bimbingan Kelompok)
Dalam hal iini guru BK menjadi pembimbing yang berperan merangsang diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok dalam membantu terselenggaranya kegiatan secara baik dan menilai proses dinamika kelompok
Dalam layanan ini akan dibagi menjadi beberapa jenis kelompok:
1.    Kelompok Tugas : Yaitu kelompok yang berdasarkan  adanya suatu tugas yang akan dilaksanakan/diselesaikan.
2.    Kelompok bebas  : Kelompok yang pada waktu terbentuknya, belum mempunyai tugas yang akan diselesaikan dalam hal ini, anggota bersama pimpinan kelompok merumuskan bersama apa-apa yang akan dikerjakan.
Tugas anggota kelompok:
a)    Membantu terbinanya keakraban dalam kelompok
b)    Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kelompok
c)    Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk membantu tercapainya tujuan bersama
d)    Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik
e)    Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kelompok
f)     Mampu berkomunikasi secara terbuka
g)    Berusaha membantu anggota lain
h)   Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga memainkan peranannya.
Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok
1.    Berkumpulnya sejumlah orang yang akan menjadi anggota kelompok (tahap awal).
2.    Pelibatan anggota dalam kehidupan suatu kelompok (tahap pembentukan), missalnya dengan saling memperkenalkan diri termasuk pemimpin kelompok.
3.    Tahap peralihan.
4.    Pelaksanaan kegiatan. dan
5.    Pengakhiran kegiatan.
Penilaian Terhadap Bimbingan Kelompok akan dilihat pada berhasil tidaknya kehidupan sebuah kelompok yang tergantung pada :
a)    Hubungan yang dinamis
b)    Tujuan bersama.
c)    Hubungan besarnya kelompok dengan sifat kegiatan kelompok.
d)    Itikat dan sikap terhadap orang lain
e)    Kemampuan mandiri.
c.    Pengajaran Perbaikan atau Remedial Teaching yaitu usaha pemberian bantuan terhadap seseorang siswa yang mengalami masalah atau kesulitan dalam belajar.
       Langkah-Langkahnya:
a.    Penelaahan terhadap status siswa dalam hubungannya dengan materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan langkah ini, ada 3 hal yang perlu dilaksanakan; 1) Tujuan-tujuan khusus yang diharapkan siswa yang bersangkutan pada saat kesuliatan itu tampak. 2) Teknik-teknik apa yang dapat dipergunakan. 3) Menemukan perbedaan antara tujuan yang diharapkan dengan perbuatan nyata yang telah dimiliki siswa
b.    Perkiraan terhadap sebab-sebab kesulitan belajar yang di alami siswa tersebut. Ada 3 hal pokok yang perlu dilakukan sehubungan dengan langkah ini yaitu: 1) Mengetahui serta menyusun berbagai kemungkinan yang beralasan tentang faktor yang mungkin merupakan sebab kesulitan belajar siswa. 2) Menilai dan menentukan alasan yang paling tepat atau yang paling mendekati kenyataan. 3) Menarik kesimpulan tentang sebab-sebab itu.
c.    Pemecahan kesulitan belajar. Langkah ini meliputu 3 hal; 1) Menentukan teknik yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan kesulitan belajar. 2) Memilih teknik penilaian yang paling tepat digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pemecahan kesulitan tersebut. 3) Menelaah hasil penilaian tersebut terhadap cara pemecahan kesulitan belajar yang telah dilakukan.
d.    Pemberian Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada siswa yang cepat dalam belajar. Siswa cepat belajar adalah siswa yang cepat dalam menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Pengayaan ini meliputi:
1)    Penyediaan bahan bacaan yang ada sangkut pautnya dengan topik yang sedang dipelajari.
2)    Penyediaan mata pelajaran pilihan di luar mata pelajaran wajib.
3)    Penyediaan laborat, work shop, dan sebagainya.
4)    Penyediaan program pengajaran individual.
Langkah-Langkahnya
a)    Menemukan siswa yang perlu memperoleh program pengayaan.
b)    Memberikan informasi kepada sekolah misalnya oleh konselor pendidikan sehubungan dengan siswa yang cepat belajar.
c)    Pemberian bantuan (jenis-jenis pengayaan) sesuai dengan kebutuhan siswa yang bersangkutan serta program pengayaan yang disediakan sekolah.
e.    Pemberian Informasi
Pemberian informasi merupakan sejenis bantuan terhadap masalah yang diperkirakan akan dialami oleh seorang/sekelompok siswa. Informasi yang akan diberikan meliputi:
1)  Kehidupan sekolah yang sedang mereka tempati misalnya tentang kurikulum sekolah,  jurusan-jurusan yang ada di sekolah, peraturan-peraturan sekolah dan sebagainya.
2)  Kehidupan sekolah/perguruan tinggi yang mungkin dimasuki siswa; misalnya tentang kehidupan di perguruan tinggi, syarat-syarat memasuki perguruan tinggi, fakultas/jurusan yang tersedia.
Langkah-Langkah Pemberian Informasi
a.    Menemukan masalah-masalah serta penyebab-penyebab masalah yang memerlukan pemberian informasi, misalnya adanya kenyataan bahwa banyak diantara siswa yang mengeluh karena mereka merasa jurusan yang mereka pilih tidak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta cita-cita hidup mereka.
b.    Memberikan bantuan atau informasi sesuai dengan apa yang mereka butuhkan.[7]

D.   Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Langkah-langkah bimbingan dan konseling meliputi langkah identifikasi anak, langkah diagnosis, langkah prognosis, langkah terapi, dan langkah evaluasi dan follow up.
2.    Proses langkah-langkah bimbingan dan konseling adalah menerapkan langkah-langkah bimbingan konseling tersebut ke dalam suatu kasus yang dihadapi anak.
3.    Tiap layanan Bimbingan dan Konseling mempunyai langkah-langkah tersendiri sesuai dengan jenis layanannya.
Daftar Pustaka
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut dan Desak Made Sumiati.  Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syahril dan Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang:  Angkasa Raya Padang.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.



[1] Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, Bandung, Pustaka Setia 2010, hlm. 95-96
[2] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hlm.317
[3] Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Padang:  Angkasa raya padang, 1987, hlm. 86-87
[4] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 150-153.
[5] Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 31
[6] Anas Salahudin, Op.cit., hlm. 93-95.
[7] Syahril dan Riska Ahmad, Op.cit., hlm. 87-98

0 comments :

 
Toggle Footer