MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Semester Genap
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen Pembimbing : Mubasyaroh, M.Ag
Disusun Oleh:
1. Nurul Aini : 111051
2. Ahmad Syafi’i : 111063
3. Shoma Noor Fadlillah : 111064
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH / PAI
TAHUN 2014
A.
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling sangat diperlukan
di dunia pendidikan. Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk membantu siswa di
sekolah secara manusiawi. Baik bagi yang bermasalah maupun yang tidak
bermasalah. Di dalamnya terdapat berbagai strategi untuk mendapatkan data yang
kemudian diolah untuk ditemukan cara tepat mengatasi siswa. Selanjutnya akan
diterapkan kepada para siswa.
Dalam melakukan tugas dan fungsi Bimbingan
dan Konseling mempunyai beberapa langkah-langkah pelaksanaan. Langkah-langkah
ini merupakan sebuah proses yang tidak rumit, namun butuh profesionalitas guru
Bimbingan dan Konseling untuk melakukannya. Untuk itu pemakalah akan
menguraikan pembahasan ini dalam makalah kami.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas ada
beberapa rumusan masalah yakni sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah bimbingan dan
konseling?
2. Bagaimana contoh proses langkah-langkah
pelaksanaan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana langkah-langkah layanan
bimbingan?
C.
PEMBAHASAN
1.
Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling
Dalam memberikan bimbingan terdapat
langkah-langkah sebagai berikut[1]
:
a) Langkah Identifikasi Anak
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal
anak beserta gejala-gejala yang tampak. Dalam langkah ini, pembimbing mencatat
anak-anak yang perlu mendapat bimbingan dan memilih anak yang perlu mendapat
bimbingan terlebih dahulu.
b) Langkah Diagnosis
Langkah diagnosis yaitu langkah untuk
menetapkan masalah yang dihadapi anak berdasarkan latar belakangnya. Dalam
langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah mengumpulkan data dengan memadakan
studi terhadap anak, menggunakan berbagai studi terhadap anak, menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ditetapkan masalah
yang dihadapi serta latar belakangnya.
c) Langkah Prognosis
Langkah prognosis yaitu langkah untuk
menetapkan jenis bantuan yang akan dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah
prognosis ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu
setelah ditetapkan masalahnya dan latar belakangnya. Langkah prognosis ini,
ditetapkan bersama setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai
factor.
d) Langkah Terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan
bantuan atau bimbingan. Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam
langkah prognosis. Pelaksanaan ini tentu memakan banyak waktu, proses yang
kontinyu, dan sistematis, serta memmerlukan pengamatan yang cermat.
e) Langkah Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini di maksudkan untuk menilai
atau mengetahui sejauhmanakah terapi yang telah dilakukan dan telah mencapai
hasilnya. Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat
perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh.
Sementara menurut Tohirin, dalam Proses
Bimbingan dan Konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu: (1) menentukan
masalah, (2) mengumpulkan masalah, (3) analisis data, (4) diagnosis, (5)
prognosis, (6) terapi, dan (7) evaluasi atau follow up.[2]
a. Menentukan masalah
Menentukan masalah dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang
dialami oleh siswa.
b. Mengumpulkan masalah
Setelah ditetapkan masalah yang akan
dibicarakan dalam BK. Selanjutnya adalah mengumpulkan data siswa yang bersangkutan.
Data siswa yang dikumpulkan harus secara komprehensif (menyeluruh).
c. Analisis data
Data-data siswa yang telah dikumpulkan
selanjutnya dianalisis. Dari analisis data akan diketahui siapa siswa dan apa
sesungguhnya masalah yang dialami oleh siswa tersebut.
d. Diagnosis
e. Prognosis
f. Terapi
Langkah ini berupa usaha untuk
melaksanakan bantuan ataupun bimbingan kepada seseorang yang bermasalah, sesuai
dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah yang ketiga (Prognosis).
Usaha pemecahan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bantuan, antara lain
layanan individual, layanan kelompok, pengajaran perbaikan, pemberian
pengajaran dan sebagainya.[3]
g. Evaluasi atau follow up.
Sedangkan menurut Dewa
Ketut Sukardi, langkah-langkah Bimbingan dan Konseling dijelaskan sebagai
berikut[4]:
a)
Analisis
b)
Sintesis, adalah
langkah menghubungkan dan merangkum data. Ini berarti bahwa dalam langkah
sintesis peyuluhan mengorganisasian dan merangkum data sehingga tampak dengan
jelas gejala-gejala atau keluhan-keluhan siswa. Rangkuman data ini haruslah
dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.[5]
c)
Diagnosis
d)
Prognosis
e)
Konseling atau treatment,
langkah ini adalah merupakan pemeliharaan yang berupa inti pelaksanaan
konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya: menciptakan
hubungan yang baik antara guru Bimbingan dan Konseling dan siswa, menafsirkan
data, memberikan berbagi informasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan
bersama siswa.
f)
Follow-up
atau tindak lanjut
2.
Proses langkah-langkah Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling
Di suatu sekolah menengah, seorang guru melaporkan
kepada guru pembimbing bahwa muridnya yang bernama Budi menunjukkan gejala
kelainan dengan murid-murid yang lain. Ia sering tidak masuk sekolah, kemauan
belajar berkurang, suka menyendiri, mudah tersinggung, tidak mau mencatat
pelajaran, tidak pernah membawa buku dan alat-alat tulis, dan sebagainya.
Setelah menerima laporan, guru pembimbing mulai mengumpulkan keterangan
mengenai diri anak tersebut, yaitu mengenai alamat, tanggal lahir, orang
tuanya, pekerjaan orang tuanya, dan lain-lain. Mulailah guru pembimbing
menetapkan bahwa Budi perlu dibantu secara khusus.
Langkah pertama:
Mengadakan penelitian terhadap diri Budi
beserta latar belakangnya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang
sebaik-baiknya tentang masalah atau kesulitan yang sebenarnya sehingga dapat
ditetapkan jenis bantuan yang dapat diberikan kepada Budi. Dalam langkah ini
guru pembimbing mulai mengumpulkan dokumen-dokumen sekolah tentang diri Budi,
seperti buku induk, raport, daftar absen, dan sebagainya sehingga ia mendapatkan
data sebagai berikut:
a. Budi masuk kelas satu dalam umur satu
tahun leih tua dari murid-murid lainnya.
b. Ia pernah tidak naik kelas
c. Ia tergolong anak yang pandai dalam
pelajaran menggambar
d. Ia tergolong anak pendiam, tidak suka
mengajukan pertanyaan
Langkah kedua:
Budi dipanggil untuk diajak berwawancara.
Kepadanya dijelaskan bahwa guru bermaksud untuk membantunya, bukan
menghukumnya. Pada mulanya, Budi memang merasa ragu-ragu untuk menjawab,
tetapi, setelah dijelaskan maksudnya ia mengatakan bahwa ia selalu merasa malu,
malas belajar, bodoh, rendah diri, tidak mampu karena umurnya lebih tua dari
teman-temannya yang lain. Hal ini dirasakannya sejak ia tidak naik kelas.
Dikatakan pula bahwa di rumah nya selalu
dimarahi oleh ibunya, dan ia di rumah bekerja membantu ibu dengan terpaksa.
Ayahnya melarang bercita-cita menjadi ahli montir mobil. Ia paling senang pada
pelajaran menggambar dan ingin seperti kawan-kawannya yang lain. Pada akhir
wawancara, Budi merasa puas karena telah mengutarakan segala perasaannya, dan
ia berjanji akan datang lagi bila diperlukan oleh guru pembimbing.
Langkah ketiga:
Guru pembimbing mengunjungi orang tua
murid (orang tua Budi). Orang tuanya menerima kedatangan guru pembimbing dengan
ramah tamah kedua orang tuanya mengharapkan agar anaknya (Budi) dibimbing
sebaik-baiknya. Dalam kunjungan dan wawancara itu, guru pembimbing memperoleh
keterangan sebagai berikut:
a. Ayah budi adalah sopir taksi, yang jarang
sekali yang ada di rumah
b. Ibu Budi adalah penjual sayur di pasar
c. Budi adalah anak laki-laki satu-satunya
yang diharapkan oleh keluarganya sebab semua saudaranya perempuan
d. Penghasilan orang tua Budi hanya cukup
untuk makan saja
e. Suasana di rumah kurang baik sebab kedua
orang tuanya jarang sekali di rumah
f. Masih banyak lagi keterangan yang lain.
Langkah keempat:
Budi diajak ke klinik untuk di periksa
kesehatannya. Dikatakan oleh dokter bahwa Budi tidak memiliki
kelainan-kelainan. Otaknya pun sehat, tidak ada gangguan, hanya diperoleh
keterangan bahwa Budi pernah sakit thypus.
Untuk membuktikan keterangan dokter ini,
diadakan tes untuk seluruh murid kelas enam. Hasilnya menunjukkan bahwa:
a. Tingkat kecerdasan Budi tergolong normal
atau rata-rata.
b. Ia memiliki bakat mekanis yang tinggi
c. Ia mudah tersinggung dan sangat
memerlukan dorongan
Kemudian diadakan pula lomba mengarang dengan dua judul untuk
dipilih, yaitu:
1. Keadaan di rumahku
2. Cita-citaku setelah tamat sekolah
Dari kedua judul itu, Budi memilih judul
pertama. Ia menceritakan keadaan keluarganya yang tidak memuaskan baginya.
Ayahnya yang tidak pernah di rumah, dan ibunya sering marah-marah. Ia
menginginkan menjadi seorang montir mobil yang cakap.
Dari beberapa langkah tersebut, guru
pembimbing dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kesulitan Budi:
-
Kesulitan dalam belajar
-
Kurang percaya pada diri sendiri
b. Latar belakangnya ialah:
-
Kekecewaan ketika tidak naik kelas
-
Suasana rumah yang tidak menyenangkan
-
Ada bakat yang tidak dapat berkembang
-
Umur yang lebih tua dari teman-temannya
Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru
pembimbing bersama-sama dengan guru kelas dan kepala sekolah mengadakan
pertemuan untuk membicarakan tindakan yang akan diambil. Pertemuan tersebut
menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jenis bantuan yang akan diberikan ialah:
-
Bimbingan dalam kesulitan belajar
-
Bimbingan pribadi dalam menyelesaikan konflik
pribadi
2. Langkah-langkah yang akan ditempuh ialah:
-
Mengadakan wawancara khusus secara teratur dan
sistematis
-
Mengadakan approach dengan orang tua siswa
dengan mengunjungi rumah home visit) atau dipanggil ke sekolah.
-
Mengadakan kunjungan ke objek-objek tertentu
(karyawisata)
-
Memeberikan keterangan-keterangan yang baik yang
ada hubungannya dengan diri anak tersebut
-
Memberikan bantuan khusus terhadap mata
pelajaran yang kurang
Setelah diterapkan langkah-langkah hasil
pertemuan ini, sebagian kesulitan belajar Budi dapat diatasi, dan ia telah
memperoleh harga dirinya kembali. Pertentangan batin yang disebabkan ayah dan
ibunya telah dapat diselesaikan.[6]
3. Layanan Bimbingan
dan Konseling
Ada beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling,
diantaranya:
a. Layanan Individual (langkah-langkahnya sudah dijelaskan
pada pembahasan pertama)
b. Layanan Kelompok
(Bimbingan Kelompok)
Dalam hal iini guru BK menjadi pembimbing yang berperan merangsang
diawalinya kegiatan-kegiatan kelompok dalam membantu terselenggaranya kegiatan
secara baik dan menilai proses dinamika kelompok
Dalam layanan ini akan dibagi menjadi beberapa jenis kelompok:
1. Kelompok Tugas : Yaitu kelompok yang
berdasarkan adanya suatu tugas yang akan
dilaksanakan/diselesaikan.
2. Kelompok bebas : Kelompok yang pada waktu terbentuknya,
belum mempunyai tugas yang akan diselesaikan dalam hal ini, anggota bersama
pimpinan kelompok merumuskan bersama apa-apa yang akan dikerjakan.
Tugas anggota kelompok:
a) Membantu terbinanya keakraban dalam
kelompok
b) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan
diri dalam kelompok
c) Berusaha agar setiap yang dilakukan untuk
membantu tercapainya tujuan bersama
d) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan
berusaha mematuhinya dengan baik
e) Benar-benar berusaha untuk secara aktif
ikut serta dalam seluruh kelompok
f) Mampu berkomunikasi secara terbuka
g) Berusaha membantu anggota lain
h) Memberikan kesempatan kepada anggota lain
untuk juga memainkan peranannya.
Langkah-Langkah Bimbingan Kelompok
1. Berkumpulnya sejumlah orang yang akan
menjadi anggota kelompok (tahap awal).
2. Pelibatan anggota dalam kehidupan suatu
kelompok (tahap pembentukan), missalnya dengan saling memperkenalkan diri
termasuk pemimpin kelompok.
3. Tahap peralihan.
4. Pelaksanaan kegiatan. dan
5. Pengakhiran kegiatan.
Penilaian Terhadap Bimbingan Kelompok akan dilihat pada berhasil
tidaknya kehidupan sebuah kelompok yang tergantung pada :
a) Hubungan yang dinamis
b) Tujuan bersama.
c) Hubungan besarnya kelompok dengan sifat kegiatan
kelompok.
d) Itikat dan sikap terhadap orang lain
e) Kemampuan mandiri.
c. Pengajaran Perbaikan atau Remedial Teaching yaitu
usaha pemberian bantuan terhadap seseorang siswa yang mengalami masalah atau
kesulitan dalam belajar.
Langkah-Langkahnya:
a. Penelaahan terhadap status siswa dalam
hubungannya dengan materi pelajaran. Untuk mencapai tujuan langkah ini, ada 3
hal yang perlu dilaksanakan; 1) Tujuan-tujuan khusus yang diharapkan siswa yang
bersangkutan pada saat kesuliatan itu tampak. 2) Teknik-teknik apa yang dapat
dipergunakan. 3) Menemukan perbedaan antara tujuan yang diharapkan dengan
perbuatan nyata yang telah dimiliki siswa
b. Perkiraan terhadap sebab-sebab kesulitan
belajar yang di alami siswa tersebut. Ada 3 hal pokok yang perlu dilakukan
sehubungan dengan langkah ini yaitu: 1) Mengetahui serta menyusun berbagai
kemungkinan yang beralasan tentang faktor yang mungkin merupakan sebab kesulitan
belajar siswa. 2) Menilai dan menentukan alasan yang paling tepat atau yang
paling mendekati kenyataan. 3) Menarik kesimpulan tentang sebab-sebab itu.
c. Pemecahan kesulitan belajar. Langkah ini
meliputu 3 hal; 1) Menentukan teknik yang dapat digunakan untuk membantu
memecahkan kesulitan belajar. 2) Memilih teknik penilaian yang paling tepat
digunakan untuk menilai sejauh mana keberhasilan pemecahan kesulitan tersebut.
3) Menelaah hasil penilaian tersebut terhadap cara pemecahan kesulitan belajar
yang telah dilakukan.
d. Pemberian Pengayaan
Pengayaan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada
siswa yang cepat dalam belajar. Siswa cepat belajar adalah siswa yang cepat
dalam menerima pelajaran yang diberikan kepadanya. Pengayaan ini meliputi:
1) Penyediaan bahan bacaan yang ada sangkut
pautnya dengan topik yang sedang dipelajari.
2) Penyediaan mata pelajaran pilihan di luar
mata pelajaran wajib.
3) Penyediaan laborat, work shop, dan
sebagainya.
4) Penyediaan program pengajaran individual.
Langkah-Langkahnya
a) Menemukan siswa yang perlu memperoleh
program pengayaan.
b) Memberikan informasi kepada sekolah
misalnya oleh konselor pendidikan sehubungan dengan siswa yang cepat belajar.
c) Pemberian bantuan (jenis-jenis pengayaan)
sesuai dengan kebutuhan siswa yang bersangkutan serta program pengayaan yang
disediakan sekolah.
e. Pemberian Informasi
Pemberian informasi merupakan sejenis bantuan terhadap masalah yang
diperkirakan akan dialami oleh seorang/sekelompok siswa. Informasi yang akan
diberikan meliputi:
1) Kehidupan sekolah yang sedang mereka
tempati misalnya tentang kurikulum sekolah,
jurusan-jurusan yang ada di sekolah, peraturan-peraturan sekolah dan
sebagainya.
2) Kehidupan sekolah/perguruan tinggi yang
mungkin dimasuki siswa; misalnya tentang kehidupan di perguruan tinggi,
syarat-syarat memasuki perguruan tinggi, fakultas/jurusan yang tersedia.
Langkah-Langkah Pemberian Informasi
a. Menemukan masalah-masalah serta penyebab-penyebab
masalah yang memerlukan pemberian informasi, misalnya adanya kenyataan bahwa
banyak diantara siswa yang mengeluh karena mereka merasa jurusan yang mereka
pilih tidak sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta cita-cita hidup
mereka.
b. Memberikan bantuan atau informasi sesuai
dengan apa yang mereka butuhkan.[7]
D.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Langkah-langkah bimbingan dan konseling
meliputi langkah identifikasi anak, langkah diagnosis, langkah prognosis,
langkah terapi, dan langkah evaluasi dan follow up.
2. Proses langkah-langkah bimbingan dan
konseling adalah menerapkan langkah-langkah bimbingan konseling tersebut ke
dalam suatu kasus yang dihadapi anak.
3. Tiap layanan Bimbingan dan Konseling
mempunyai langkah-langkah tersendiri sesuai dengan jenis layanannya.
Daftar Pustaka
Salahudin, Anas.
2010. Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Dewa Ketut.
2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut dan
Desak Made Sumiati. Pedoman Praktis Bimbingan
Penyuluhan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syahril dan Riska
Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Padang: Angkasa Raya Padang.
Tohirin. 2007. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
[1] Anas Salahudin, Bimbingan
dan Konseling, Bandung, Pustaka Setia 2010, hlm. 95-96
[2] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hlm.317
[3] Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling,
Padang: Angkasa raya padang, 1987, hlm.
86-87
[4] Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm. 150-153.
[5] Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati, Pedoman Praktis
Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, hlm. 31
[6] Anas Salahudin, Op.cit., hlm. 93-95.
[7] Syahril dan Riska Ahmad, Op.cit., hlm. 87-98
0 comments :
Post a Comment